Part 1



Kevin Draco membaca koran sambil menyandarkan tubuhnya di kursi goyangnya. Banyak sekali berita di koran yang membuatnya kesal. Pembunuhan, penculikan, pengeboman, pelecehan, diskriminasi dan sebagianya. Dasar manusia, penuh saja dengan tindak kekerasan. Apa sih asyiknya berbuat jahat?
Kevin melipat koran yang telah dibacanya itu sambil menggumam tak jelas. Ia berdiri lalu berjalan ke dekat jendelanya. Ia memandangi bunga-bunga di halaman rumahnya. Berada di pedesaan begini memang paling aman, tentram dan jauh lebih damai daripada tinggal di kota yang penuh dengan kejahatan. Udaranya pun segardinikmati, tidak ada polusi udara.
Tapi tempat ini masih berada di posisi kedua tempat favoritnya. Tempat favorit utamanya adalah tempat yang sudah amat sangat lama dikunjunginya dan tak akan pernah dikunjunginya lagi. Tapi dia tidak mau mengingatnya lagi.
Tiba-tiba seseorang menggedor pintu rumahnya. Pelan-pelan ia melangkah ke arah pintu rumahnya, lalu membuka pintu utama bewarna putih tersebut. Ketika pintu dibuka, beberapa orang berteriak.
"Surprise..."
Ada 3 orang berdiri di depan pintu. Dan Kevin sangat terharu akan kedatangan 3 orang tersebut. Anaknya, Kenneth beserta istrinya Selena dan cucu laki-laki kesayangannya, Aloysius.
"Grandpa!" Seru Aloysius kecil.
Kevin membungkukan badanya yang rapuh, lalu memeluk cucu kesayangannya itu. "Sius kecilku... Sudah lama nggak berkunjung..."
Aloysius nyengir lalu segera berlari masuk ke rumah kecil Kevin. Kevin mempersilakan anak dan menantunya untuk masuk. "Kenapa kalian nggak ngomong-ngomong dulu kalau mau datang ke sini."
"Kalau ngomong dulu, bukan surprise namanya." Ujar Selena tersenyum sambil meletakkan sesuatu di atas meja tamu.
Kevin baru menyadari bahwa Kenneth dan Selena membwa tas-tas dan kresek-kresek besar. Kevin mengernyit. "Lho, lho? Ada apa ini kalian membawa benda-benda besar begitu?"
Selena dan Kenneth saling pandang. Lalu mereka berdua nyengir pada Kevin. Kenneth yang menjawab, "Gini dad, aku di dinas ke China untuk sementara waktu, jadi... kami mau nitip Sius. Kami sudah bawa perlatan-perlatan Sius." Kenneth menunjukkan tas-tas besarnya.
Kevin mengerjap beberapa saat. "China? Nitip Sius?"
Selena mengangguk. "Nggak lama kok, 1 bulan."
Kenneth dan Selena menatap Kevin dengan wajah berharap. Kevin tampak berpikir-pikir, tapi akhirnya ia menjawab. "Baiklah, tak masalah."
***
Mengatur anak kecil memang merupakan hal yang paling susah di dunia. Dan menjaga Aloysius adalah hal yang paling susah yang pernah dilakukan Kevin. Ketika Kenneth masih kecil, ada Andrea, almarhuma istrinya, yang menjaganya. Dan Kenneth juga amat sangat diam, tidak seperti Aloysius yang selalu ingin tahu. Sejak Kenneth dan Selena pulang, Aloysius berlari-lari di dalam rumah Kevin yang kecil, mengambil benda-benda yang menarik lalu bertanya, "Apa ini grandpa?".
Kevin lega begitu anak kecil berambut pirang lebat itu mulai mengantuk . Kevin menggendong Aloysius menuju kamarnya.
***
Aloysius terbangun di tengah malam yang dingin. Ia melihat kesamping dan mendapati grandpanya tertidur. Ia tidak suka cara grandpanya mendengkur. Segera saja ia meluncur turun dari ranjang dan meninggalkan kamar itu. Di luar, suara dengkuran grandpanya tidak terdengar.
Perlahan-lahan Aloysius berjalan. Ruangan itu gelap, karena di malam hari Kevin memang selalu mematikan lampu-lampu di rumahnya kecuali lampu halamann Aloysius mulai menggigil. "Mom? Dad?"
Dalam kegelapan itu, Aloysius tidak menyadari sesuatu di lantai hingga ia tersandung dan terjatuh. Tangisnya langsung meledak.
Kevin yang mendengar tangisan itu, segera saja bangun dan keluar dari kamarnya. Segera saja ia menyalakan lampu. Begitu lampu menyala, ruangan berlantai dan berdinding coklat kayu itu terlihat terang. Dan di tenggah ruangan itu, Kevin menyadari Aloysius sedang terduduk di lantai sambil menangis.
"Sius? Sius nggak apa?"
Aloysius nggak menjawab. Ia masih tetap menangis. Kevin segera membungkuk dan memapah Aloysius kecil ke sofa di sudut ruangan itu.
Di tenggah isakan tangisnya, Aloysius berujar "Tadi Sius jatuh gara-gara itu!" Aloysius menunjuk sebuah benda yang berada di lantai. Benda itu adalah sebuah buku.
Tak heran di tenggah ruangan itu ada buku, karena ruangan itu amat sangat berantakan. Buku-buku berserakan di mana-mana. Ruangan itu adalah ruangan membaca Kevin. Kevin segera menggambil buku hitam itu. "Dasar buku nakal!" Kata Kevin pura-pura marah pada buku itu. Lalu ia memukul buku itu 2 kali. Setelah itu Aloysius terkekeh.
"Udah grandpa... kasihan bukunya!" Ujar Aloysius lalu berlari kecil ke arah grandpanya.
Kevin tersenyum dan meletakkankembali buku itu ke lantai. tapi Aloysius yang selalu ingin tahu itu memungut dan membuka buku itu. "Wow! Apa ini grandpa?"
Kevin membungkuk sambil melihat apa yang ditunjuk Aloysius di buku tersebu. Kevin tercengang begitu melihat gambar di buku itu.
"Buku ini!" Kevin memegang buku itu. "Kukira sudah hilang..."
Aloysius mengernyit. "Ini apa grandpa?"
Kevin menatap lagi gambar yang ditunjuk Aloysius, lalu ia menjawab sambil tersenyum pada ALoysius. "Itu namanya Peri..."
"Peri? Apa itu peri?"
Kevin mengangguk. "Kita duduk di sofa sambil grandpa ceritakan."
Aloysius menurut.

0 Comments:

Post a Comment



Beranda